PEREKONOMIAN
INDONESIA
“Perkembangan
dan Peranan Usaha Kecil Menengah”
1EB22
Nama
Kelompok :
Ayu Dwi Sulistiani (21213537)
Fanny Dwi Risanti (23213210)
Imelda Muliawati (24213334)
Lastiani Nurcholifa (24213934)
Tia Ayu Ningsih (28213878)
Universitas Gunadarma
2014
Perkembangan dan peranan UKM dalam
pembangunan perekonomian Indonesia
Peranan
UKM terlihat cukup jelas pasca krisis ekonomi, yang dapat dilihat dari besaran
pertambahan nilai PDB, pada periode 1998–2002 yang relatif netral dari
intervensi pemerintah dalam pengembangan sektor-sektor perekonomian karena
kemampuan pemerintah yang relatif terbatas, sektor yang menunjukkan pertambahan
PDB terbesar berasal dari industri kecil, kemudian diikuti industri menengah
dan besar. Hal ini mengindikasikan bahwa UKM mampu dan berpotensi untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi pada masa akan datang. Dalam pembangunan ekonomi
di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan
penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup
dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. UKM hadir
sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UKM merupakan salah
satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak
krisis global yang melanda dunia. Dengan bukti ini, jelas bahwa Peran UKM
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dapat diperhitungkan. UKM juga dikatakan
usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis
mereka tidak terkena dampak yang begitu menyedihkan. Hal tersebut dikarena
prinsip kemandirian yang dimiliki yang artinya mereka memiliki modal sendiri
dan tidak terlalu bergantung pada lembaga lain sehingga membuat mereka kokoh
hingga saat ini dan menjadi katup perekonomian negara.
Peran UKM
dalam Penciptaan Devisa Negara
UKM juga berkontribusi terhadap penerimaan ekspor,
walaupun kontribusi UKM jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi
usaha besar. Pada tahun 2005 nilai ekspor usaha kecil mencapai 27.700 milyar
dan menciptakan peranan sebesar 4,86 persen terhadap total ekspor. Padahal pada
tahun 2002 nilai ekspor skala usaha yang sama sebesar 20.496 milyar dan
menciptakan peranan sebesar 5,13% terhadap total ekspor. Artinya terjadi
peningkatan pada nilai walaupun peranan ekspor pada usaha kecil sedikit
mengalami penurunan. Untuk usaha menengah, nilai ekspor juga meningkat dari
66,821 milyar di tahun 2002 (16,74%) naik menjadi 81.429 milyar dengan peranan
yang mengalami penurunan yaitu sebesar 14,30% ditahun 2005.
Berdasarkan distribusi pendapatan ekspor menurut skala
usaha, maka periode 2003-2005 sektor penggerak ekspor terbesar secara total
adalah industri pengolahan, dan penyumbang ekspor terkecil adalah sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Khusus pada usaha kecil,
penyumbang terbesar ekspor nonmigas adalah sektor industri pengolahan yang
diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan terakhir
adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan untuk usaha menengah
sumbangan terbesar terhadap ekspor adalah sektor industri pengolahan. (MENEKOP
DAN UMKM dan BPS, 2005).
Berikut akan saya sajikan data yang menunjukkan
perkembangan ekspor non migas berdasarkan skala usaha tahun 2002 – 2005:
Table 1.1
perkembangan Ekspor Non Migas Menurut Skala Usaha Tahun 2002 – 2005
|
|
|
Nilai (Milyar RP)
|
|
|
Tahun
|
UK
|
UM
|
UKM
|
UB
|
Total
|
2002
|
20,496
(5,13)
|
66,821
(16.74)
|
87,290
(21.87)
|
311,916
(78.13)
|
399,206
(100,00)
|
2003
|
19,941
(5,21)
|
57,156
(14.94)
|
77,097
(20.15)
|
305,437
(79.85)
|
382,534
(100,00)
|
2004
|
24,408
(5,18)
|
71,140
(15.11)
|
95,548
(20.30)
|
375,242
(79.70)
|
470,790
(100,00)
|
2005
|
27,700
(4,86)
|
81,429
(14.30)
|
109,129
(19.16)
|
460,460
(80.84)
|
569,588
(100,00)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
MENEKOP DAN UMKM dan BPS, 2005
Keterangan:
( ) : Persentase terhadap total
UK : Usaha Kecil
UM : Usaha Menengah
UKM : Usaha Kecil Menengah
UB : Usaha Besar
Alasan UKM dapat bertahan pada krisis ekonomi
Ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998,
hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya perekonomian, sementara sektor
yang lebih besar justru runtuh oleh krisis ekonomi. Mudradjad Kuncoro dalam
Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa UKM
terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena, pertama, tidak
memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena
mereka dianggap unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat,
berorientasi ekspor.
Perkembangan
UKM dalam berbagai sektor
Kegiatan UKM meliputi
berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang
bergerak disektor pertanian. Pada 1996, data Biro Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan, jumlah UKM sebanyak 38,9 juta dengan rincian: sektor pertanian
berjumlah 22,5 juta (57,9%); sektor industri pengolahan 2,7 juta (6,9%); sektor
perdagangan, rumah makan dan hotel sebanyak 9,5 juta (24%); dan sisanya
bergerak di bidang lain.
Jumlah UKM yang ada
meningkat dengan pesat, dari sekitar 7 ribu pada tahun 1980 menjadi
sekitar 40 juta pada tahun 2001. Sementara itu total volume usaha,
usaha kecil dengan modal di bawah Rp. 1 miliar yang merupakan 99,85% dari
total unit usaha, mampu menyerap 88,59% dari total tenaga kerja pada tahun
yang sama. Demikian juga usaha skala menengah (0,14% dari total usaha)
dengan nilai modal antara Rp. 1 miliar sampai Rp. 50 miliar hanya mampu
menyerap 10,83% tenaga kerja. Sedangkan usaha skala besar (0,01%) dengan
modal di atas Rp. 54 miliar hanya mampu menyerap 0,56% tenaga kerja.
Melihat sumbangannya pada perekonomian yang semakin penting, UKM seharusnya
mendapat perhatian yang semakin besar dari para pengambil kebijakan. Khususnya
lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab atas perkembangan UKM
Dengan
adanya UKM ini juga menambah penghasilan daerah maupun penghasilan nasional.
Sebab, dari usaha UKM yang didirikan seseorang disuatu daerah itu akan
memberikan pendapat didaerahnya karena setiap tahunnya pemerintah meralisasikn
pajak dimana nanti akan kembali dipergunakan untuk memfasilitasi masyarakatnya.
Tapi sayangnya pajak dari UKM ini masih tergolong sangat kecil dibanding dengan
perusahaan besar yang berorientasi pada sector luar negeri. Menurut data yang
kami peroleh Realisasi penerimaan pajak tahun 2013 mencapai Rp 1.099,9 triliun
per 31 Desember 2013 lalu. Jumlah itu mencapai 96 persen dari target sepanjang
tahun lalu Rp 1.139,32 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak
Kementerian Keuangan Fuad Rachmany mengungkapkan penerimaan pajak
Indonesia sebagian besar masih berasal dari sektor tradeable, yakni sektor
yang kegiatan ekonominya berorientasi pada pasar luar negeri.
"Sehingga memang kita terganggu sedikit terutama kalau kita lihat data
pertumbuhan PDB kita secara total bagus. Ini
menunjukkan ekonomi Indonesia semakin baik sebetulnya karena biarpun
sektor tradeable-nya turun tapi sektor non-tradeable-nya sangat baik,
Perbaikan ekonomi Indonesia yang dinilai semakin membaik sayangnya
tidak diimbangi dengan penerimaan pajak dari sektor tradeable yang memadai.
salah satu penyebabnya adalah permasalahan infrastruktur.
"Faktor infrastruktur memang belum siap memajaki sektor-sektor yang non
tradeable. Selain membutuhkan petugas pajak yang banyak sekali, tapi juga
membutuhkan data-data karena sebagian sektor ini informal," sektor informal termasuk UKM telah menggenjot
pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah membaik. Namun demikian, kontribusi
penerimaan pajak dari sektor informal tersebut masih di bawah 2 persen.
"Sekitar 55 persen (penerimaan pajak) dari perusahaan besar, kemudian
sekitar 45 persen berasal dari perusahaan menengah. Yang UKM di bawah 2 persen.
UKM tumbuh sangat baik di Indonesia, ini perlu kita berikan pujian. Tetapi
penerimaan pajak dari sektor UKM dan informal masih kurang," ungkap dia.
PERKEMBANGAN DATA
USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB)
TAHUN 2011
- 2012
|
|
|
|
TAHUN 2011 *)
|
|
TAHUN 2012 **)
|
PERKEMBANGAN
|
|
|
NO
|
|
INDIKATOR
|
SATUAN
|
|
|
|
|
|
TAHUN 2011-2012
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
PANGSA
|
JUMLAH
|
PANGSA
|
JUMLAH
|
|
(%)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(%)
|
(%)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
|
(9)
|
|
1
|
UNIT USAHA (A+B)
|
(Unit)
|
55.211.396
|
|
|
56.539.560
|
|
1.328.163
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A. Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)
|
(Unit)
|
55.206.444
|
|
99,99
|
56.534.592
|
99,99
|
1.328.147
|
|
2,41
|
|
|
|
- Usaha Mikro (UMi)
|
(Unit)
|
54.559.969
|
|
98,82
|
55.856.176
|
98,79
|
1.296.207
|
|
2,38
|
|
|
|
- Usaha Kecil (UK)
|
(Unit)
|
602.195
|
|
1,09
|
629.418
|
1,11
|
27.223
|
|
4,52
|
|
|
|
- Usaha Menengah(UM)
|
(Unit)
|
44.280
|
|
0,08
|
48.997
|
0,09
|
4.717
|
|
10,65
|
|
|
B.
|
Usaha Besar (UB)
|
(Unit)
|
4.952
|
|
0,01
|
4.968
|
0,01
|
16
|
|
0,32
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
TENAGA KERJA (A+B)
|
(Orang)
|
104.613.681
|
|
|
110.808.154
|
|
6.194.473
|
|
5,92
|
|
|
A. Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)
|
(Orang)
|
101.722.458
|
|
97,24
|
107.657.509
|
97,16
|
5.935.051
|
|
5,83
|
|
|
|
- Usaha Mikro (UMi)
|
(Orang)
|
94.957.797
|
|
90,77
|
99.859.517
|
90,12
|
4.901.720
|
|
5,16
|
|
|
|
- Usaha Kecil (UK)
|
(Orang)
|
3.919.992
|
|
3,75
|
4.535.970
|
4,09
|
615.977
|
|
15,71
|
|
|
|
- Usaha Menengah(UM)
|
(Orang)
|
2.844.669
|
|
2,72
|
3.262.023
|
2,94
|
417.354
|
|
14,67
|
|
|
B.
|
Usaha Besar (UB)
|
(Orang)
|
2.891.224
|
|
2,76
|
3.150.645
|
2,84
|
259.422
|
|
8,97
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (A+B)
|
(Rp. Milyar)
|
7.445.344,6
|
|
|
8.241.864,3
|
|
796.519,7
|
|
10,70
|
|
|
A. Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)
|
(Rp.
Milyar)
|
4.321.830,0
|
|
58,05
|
4.869.568,1
|
59,08
|
547.738,2
|
|
12,67
|
|
|
|
- Usaha Mikro (UMi)
|
(Rp. Milyar)
|
2.579.388,4
|
|
34,64
|
2.951.120,6
|
35,81
|
371.732,2
|
|
14,41
|
|
|
|
- Usaha Kecil (UK)
|
(Rp. Milyar)
|
740.271,3
|
|
9,94
|
798.122,2
|
9,68
|
57.850,9
|
|
7,81
|
|
|
|
- Usaha Menengah(UM)
|
(Rp. Milyar)
|
1.002.170,3
|
|
13,46
|
1.120.325,3
|
13,59
|
118.155,0
|
|
11,79
|
|
|
B.
|
Usaha Besar (UB)
|
(Rp. Milyar)
|
3.123.514,6
|
|
41,95
|
3.372.296,1
|
40,92
|
248.781,5
|
|
7,96
|
|
|
|
C Pemerintah
|
(Rp. Milyar)
|
|
|
|
|
|
61.033,1
|
|
23,70
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (A+B)
|
(Rp. Milyar)
|
2.377.110,0
|
|
|
2.525.120,4
|
|
148.010,4
|
|
6,23
|
|
|
A. Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)
|
(Rp.
Milyar)
|
1.369.326,0
|
|
57,60
|
1.451.460,2
|
57,48
|
82.134,2
|
|
6,00
|
|
|
|
- Usaha Mikro
(UMi)
|
(Rp. Milyar)
|
761.228,8
|
|
32,02
|
790.825,6
|
31,32
|
29.596,8
|
|
3,89
|
|
|
|
- Usaha Kecil
(UK)
|
(Rp. Milyar)
|
261.315,8
|
|
10,99
|
294.260,7
|
11,65
|
32.944,9
|
|
12,61
|
|
|
|
- Usaha
Menengah(UM)
|
(Rp. Milyar)
|
346.781,4
|
|
14,59
|
366.373,9
|
14,51
|
19.592,5
|
|
5,65
|
|
|
B.
|
Usaha Besar (UB)
|
(Rp. Milyar)
|
1.007.784,0
|
|
42,40
|
1.073.660,1
|
42,52
|
65.876,1
|
|
6,54
|
|
|
|
C Pemerintah
|
(Rp. Milyar)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|